KLONING DI PLANET OBIYOZU
Planet Obiyozu adalah planet tanpa emosi. Artinya, penghuninya hidup hanya untuk mencari ilmu, tanpa perlu berteman, tanpa perlu punya anak atau ingin makan enak. Makannya hanya satu jenis berupa satu-satunya buah yang tumbuh, yakni apel emas. Hanya ada satu dewa yang bisa menjelajahinya, yakni Dewa Utama. Dia adalah ketua para dewa-dewa dan peri-peri yang bekerja untuk kemakmuran bumi.
Namun Dewa Utama belum pernah mencoba hadir di planet Obiyozu. Maklum, planet ini terletak paling ujung dari alam raya, jauh sekali. Andai didatangi, diperlukan waktu kisaran 1 tahun untuk sampai kesana dengan menggunakan kekuatan violet sinar matahari. Maka di planet Obiyozu ini tidak diketahui adakah dengung kehidupan disana.
Pada suatu hari di planet istana Dewa, Dewa Utama dan penghuni istana diundang oleh Dewa Bumi. Dia ingin mempresentasikan penemuan hasil penelitian geologinya di planet bumi. Dengan sangat percaya diri Dewa Bumi membacakan thesisnya.
Dewa Bumi berpidato, “Planet bumi berdiri karena disangga gunung, seperti tiang menyangga bangunan istana. Bumi ini sebenarnya berbentuk bulat. Poros buminya mencapai ribuan km. Di bagian dalam bumi berisi air. Airnya keluar lewat lubang gunung, lalu mengalir ke dataran rendah membentuk lautan.” demikian thesis Dewa Bumi.
Mendengar teori ini, Peri Gunung menyanggah, “Wahai Dewa Bumi, saya Peri Gunung. Andai benar penelitian ini, mengapa gunung-gunung yang meletus tidak mengeluarkan air, tetapi magma panas?” tanya Peri Gunung.
“Setiap hari airnya sudah keluar dari gunung. Tetapi di saat gunung meletus, yang keluar adalah hawa panas dari dalam perut bumi. Jika digali, panas di dalam perut bumi bisa membentuk berbagai barang tambang termasuk magma. Bisa juga menjadi permata atau BBM.”
“Apa itu BBM?” tanya Peri Hutan.
“BBM adalah bahan bakar minyak agar jika manusia mau masak tidak memakai kayu hutan, sehingga hutan-hutanmu akan terlindungi, Peri Hutan!” jawab Dewa Bumi. Setelah tidak ada interupsi lagi, Dewa Bumi meneruskan ceramahnya.
“Karena manusia masih suka bertani, aku akan mohon kepada Dewa Utama untuk turun ke bumi. Aku ingin punya anak dan mendidik anakku agar menjadi manusia cerdas. Lalu mendirikan pabrik dari barang tambang untuk membangun dunia modern. Aku tak sabar ingin melihat manusia bisa membuat pesawat terbang dan kapal selam,” kata Dewa Bumi.
Mendengar uraian dan keinginan Dewa Bumi, Dewa Utama sangat terkejut. Sebenarnya Dewa Utama memang sudah memprogram demikian. Namun siapa yang akan mengganti kedudukan Dewa Bumi di istana Dewa? Dengan cepat Dewa Bumi mengusulkan agar Dewa Ilmu mau menggantikan kedudukan Dewa Bumi.
Kini Dewa Ilmu dibebani tugas mengembangkan jagad ilmu pengetahuan di istana Dewa. Dewa Ilmu sangat rajin dan lebih pandai dari pada Dewa Bumi. Ia menciptakan matematika, tehnologi komunikasi dan peralatan perang. Hasil penelitiannya diberikan kepada Dewa Bumi untuk dipergunakan orang bumi. Saat ini perhatiannya sedang meneliti berbagai tehnologi menuju planet-planet lain dan senjata nuklir apabila diperlukan perang atau menyerang dan diserang planet lain.
Kemajuan ilmu istana yang sangat pesat sejak dipegang Dewa Ilmu membuat Dewa Bumi tak mau kalah. Anak-anaknya dipecut segera membangun industri minyak, menciptakan listrik dan mengembangkan komputer. Maka dengan cepat bumi menjadi sangat modern.
Kemajuan ilmu dan tehnologi ini ternyata meresahkan Dewa Utama. Mengapa? Sebab dikhawatirkan banyak rakyat di bumi bisa hangus oleh ledakan nuklir. Maka pada suatu ketika Dewa Utama mengadili Dewa Bumi dan Dewa Ilmu.
“Kalian sukses menciptakan ilmu pengetahuan dan dunia modern. Namun aku khawatir, bumi bisa kiamat akibat perang nuklir antar manusia,” kata Dewa Utama.
“Itu salah Dewa Ilmu yang menciptakan senjata. Bumi kubuat demikian modern, namun Dewa Ilmu menyuburkan perang dengan nuklir ciptaannya. Lihat, Nagasaki dan Hiroshima hancur dilanda bom atom. Banyak anak cucuku juga menjadi korban peluru nyasar,” kata Dewa Bumi ketus.
“Tetapi tanpa senjata, bumi tak dapat bertahan jika diserang planet lain!” kata Dewa Ilmu.
“Apa? Planet lain macam mana? Tidak ada! Kamu terlalu mengada-ada!” kata Dewa Bumi dengan marah. Perang mulut antara Dewa Bumi dan Dewa Ilmu akhirnya pecah. Namun Dewa Bumi segera bersembunyi di balik ketiak Dewa Utama. Maklum, Dewa Ilmu punya senjata pemusnah yang amat mematikan.
Akhirnya Dewa Utama bersabda, “Sebenarnya aku akan menugaskan Dewa Ilmu untuk mencari planet-planet lain sebagai cadangan pengganti bumi. Tetapi karena aku melihat Dewa Ilmu mempunyai kesalahan besar menciptakan senjata pemusnah, maka Dewa Ilmu harus dihukum,” kata Dewa Utama.
“Aku usulkan agar Dewa Ilmu dibuang ke planet Obiyozu,” usul Dewa Bumi.
Para Dewa yang menjadi saksi kesalahan Dewa Ilmu bersorak menyetujui usul itu. “Buang Dewa Ilmu…, Buang Dewa Ilmu…,” demikian teriak para dewa dan para peri.
Pada akhirnya Dewa Utama ikut menyetujuinya. Setelah kaki tangan Dewa Ilmu diborgol dengan rantai dewa, Dewa Utama membawa Dewa Ilmu menuju planet Obiyozu. Setahun kemudian, mereka baru sampai di Obiyozu dan Dewa Ilmu ditinggal begitu saja oleh Dewa Utama.
Ternyata planet ini sungguh enak. Suasananya sama dengan di Istana Dewa. Agaknya Obiyozu merupakan pecahan planet dewa yang melayang di dirgantara dan kini menetap di ujung alam raya. Persis seperti yang diduga, selama hidup di planet Obiyozu, Dewa Ilmu tak punya keinginan apapun kecuali terus belajar dan belajar.
Hidup sendiri tak membuat Dewa Ilmu kesepian. Belajar adalah kawan sejatinya. Menciptakan berbagai ilmu adalah karyanya. Jadi Dewa Ilmu tak ambil pusing, apakah ia hidup di bumi, di planet dewa atau di planet Obiyozu. Pikirannya hanya terpusat pada ilmu pengetahuan. Ia membuat banyak alat-alat penerbangan untuk pergi ke planet lain. Ia juga menyiapkan senjata ampuh apabila diperlukan menyerang planet lain. Agar pekerjaannya cepat selesai, maka ia perlu teman untuk membuat roket yang canggih.
Padahal ia hidup sendiri. Bagaimana cara mencari teman? Ternyata tak sulit. Dewa Ilmu mengembangkan kloning, lalu ia menciptakan dewa-dewa hasil kloning dirinya sendiri sebanyak 200 dewa. Maka penghuni planet Obiyozu bertambah 200 dewa kembarannya. Semua kembaran Dewa Ilmu itu dikendalikannya langsung sehingga kehidupan planet Obiyozu aman tenteram.
Pada suatu hari Dewa Ilmu bermaksud pamer atas hasil jerih payahnya selama diasingkan di planet Obiyozu. Ia ingin pergi ke bumi dan Istana Dewa. Ia menciptakan piring terbang UFO. Dua ratus dewa kembaran hasil kloningnya diajak keliling alam raya hingga sampai ke bumi. Dengan kepandaiannya, UFO ciptaannya bisa menembus bumi tak lebih dari sebulan.
Ketika menginjak kaki di bumi, 200 dewa itu tiba-tiba merasakan berbagai keinginan, misalnya ingin makan buah jeruk, ingin memburu babi hutan, ingin naik becak, ke gedung pencakar langit atau ingin bermain gamelan di sekaten sambil berdansa. Bahkan ada kembaran yang ingin berkenalan dengan gadis-gadis cantik. Tekad ini sangat kuat, sehingga ketika Dewa Ilmu akan pulang ke planet Obiyozu, tak satupun dari 200 dewa kembarannya yang bersedia ikut pulang. Mereka bahkan melarikan diri dari Dewa Ilmu dan bertekad hidup di bumi sebagai manusia.
Dewa Ilmu sangat sedih. Ia baru ingat bahwa hidup di planet Obiyozu tak punya emosi dan keinginan apapun. Ketika kaki menginjak bumi, maka sejuta emosi akan hidup subur di benak penghuninya, termasuk 200 dewa kembarannya. Dengan kecewa Dewa Ilmu pulang ke istana Dewa, lalu mengadukan masalahnya pada Dewa Utama. Mendengar laporan Dewa Ilmu, Dewa Utama langsung menangis tersedu-sedu.
“Aduh Paduka Dewa Utama, apa sebab Paduka sangat sedih???” tanya Dewa Ilmu.
“Lhadallah Dewa Ilmu, kau telah menyebarkan 200 dewa kloning dirimu di bumi. Artinya, bumi akan penuh dengan perang disana-sini karena mereka adalah para ilmuwan yang bisa menciptakan senjata tetapi tak punya perasaan. Merekalah nanti yang akan menjadi komandan perang. Mereka akan tercipta menjadi seperti Iman Samudra, si penyebar teror dan ada yang menjadi Presiden AS George Bush yang menyerang Irak.”
“Biar sajalah Paduka Dewa Utama, perang akan mengurangi jumlah penduduk bumi sehingga Dewi Sri tidak repot menciptakan padi,” jawab Dewa Ilmu.
Dewa Utama sangat marah oleh jawaban Dewa Ilmu. Kemarahan yang tak terkendali membuat semua ucapannya akan menjadi kenyataan. “Hai Dewa Ilmu, kamu memang pintar, tetapi kamu tak punya perasaan karena tega membunuh. Maka kamu harus dihukum menjadi manusia tolol yang hidup di bumi sekarang juga. Pergi kau manusia tolol!!!” seru Dewa Utama.
Seketika Dewa Ilmu hilang dari pandangan, lalu berubah menjadi asap yang turun ke bumi. Akhirnya Dewa Ilmu tak ingat lagi latar belakangnya dan hidup di bumi sebagai orang bodoh yang malas dan tak tahu apa-apa. Adapun 200 dewa clonningnya telah menjadi komandan-komandan perang di berbagai belahan dunia karena mereka bisa menciptakan senjata pamungkas. (noni)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar